Pemimpin yang ditaati dan dicintai

Saudaraku, Nabi Muhammad saw, menjalankan peran kenabiannya dengan sangat sempurna, karena beliau tidak hanya menjadi pemimpin spiritual bagi umatnya, tetapi sekaligus  menjadi: Kepala negara, Panglima perang, Hakim dan lainnya Beberapa karakteristik kepemimpinan beliau yang menonjol adalah sebagaimana yang dijabarkan dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 128.

  1. Rasa Berat atas Penderitaan Umat. Azizun ‘alaihi ma ‘anittum menunjukkan bahwa nabi saw, memiliki sense of crisis, dimana beliau selalu penuh empati, peka pada derita umatnya dan selalu memberi solusi
  2. Sangat Mementingkan Kebaikan Umat. Harīṣun ‘alaikum, artinya sangat menginginkan kebaikan, keimanan, dan keselamatan bagi umatnya.
  3. Penyantun dan Penyayang, Ra’ūf raḥīm menggambarkan sifat beliau yang sangat penyantun dan penyayang terhadap orang-orang Mukmin, memberikan rahmat dan manfaat bagi kehidupan mereka.

Nabi Muhammad, bukan hanya pemimpin yang ditaati tapi juga sangat dicintai, karena akhlaknya yang sangat memukau. Hal tersebut terbuktikan dalam perilaku kesehariannya seperti: Nabi terbiasa duduk dengan sahabat sahabatnya yang miskin dan lapar dan selalu membersamai mereka. Nabi saw, menambal sendiri bajunya yang robek. Nabi saw, tak marah walau rumahnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh tetangga Yahudinya, bahkan Nabi menjenguknya saat sakit sementara teman teman Yahudinya sendiri enggan datang

Nabi tak menimbun harta bahkan membagi bagikan hampir seluruh kepemilikannya. Namun demikian, Nabi bersama keluarganya tetap tenang menjalani hidup. Nabi saw, selalu rutin ke pasar mengunjungi seorang Yahudi pemarah yang sangat miskin dan kelaparan. Lalu tanpa segan Nabi  menyuap makanan menggunakan cara lembut dan tangan mulianya ke mulut Yahudi tersebut dengan sepenuh kasih. Nabi juga sangat tau dan tersentuh saat melihat hewan menangis, lalu menenangkannya dengan penghiburan. Nabi SAW cinta lingkungan. Dalam keadaan perang apalagi damai, Nabi melarang merusak alam dengan menebangi pepohonan.

Dalam perang Khandaq, Nabi SAW, harus menghadapi koalisi musuh musuhnya. Sebagai bagian dari strategi perang, beliau bersama para sahabat menggali parit yang lebar untuk menghalangi gempuran musuh, dalam keadaan kelaparan sehingga Nabi menekan perutnya dengan batu. Nabi kita Muhammad saw memiliki wajah seindah purnama yang membuat tenang dan optimis setiap sahabat yang memandangnya. Siapapun yang bermusuhan dengannya bukan karena akhlaq Nabi, tetapi karena takut kenyamanan dan arogansinya dihancurkan. Nabi SAW, tak pernah ingkar janji dan tak pernah bohong walau dalam candaan sekalipun.

Demikianlah Nabi SAW. Dengan kedudukannya yang sangat istimewa di sisi Allah dan di sisi umat, beliau tetap selalu ada untuk hidup secara terlalu biasa bersama umat. Betapa beruntung mereka yang hidup sejaman dan beriman pada agamanya. Ya Rahman.., Perjumpakan kami kelak dengan Nabi SAW dan karuniakan pada kami surga yang dekat dengannya.  Jadikan kami istiqomah dalam iman dan selalu dikuatkan untuk mencontoh akhlaknya. Aamiin.